Thursday, February 04, 2010

Istana Cipanas, Sejarahnya

Bangunan eksotik peninggalan Belanda di Istana Cipanas kini masih kokoh meski dimakan zaman. Pesona gedung yang terletak di Jalan Raya Cipanas, Cianjur, ini tetap terjaga.

wisata puncak
tampak depan istana cipanas yang eksotik. (foto: kompas)


Istana Cipanas terletak sekitar 20 km dari kota Cianjur atau 103 km dari Jakarta. Ini adalah satu dari lima istana presiden di Indonesia.

Ada beberapa bangunan yang terletak di Istana Cipanas. Dari sekitar 17 bangunan yang ada, terdapat sebuah bangunan utama yang menghadap ke jalan raya yang disebut Gedung Induk. Selain bangunan induk, terdapat beberapa bangunan yang berupa paviliun yang diberi nama Paviliun Yudistira, Bima, Arjuna, Nakula, Sadewa, Abimanyu, Antasena, dan Tumaritis.

“Dari beberapa paviliun tersebut, ada paviliun yang bukan peninggalan Belanda, seperti Paviliun Nakula dan Sadewa,” kata salah seorang karyawan Istana Cipanas, Kusnadi, di kompleks Istana Cipanas, Rabu (3/2/2010).

Selain itu, ada beberapa bangunan penunjang lainnya seperti rumah bunga, kolam renang, kolam pancing, gedung bentol, rumah pemandian air panas I dan II, gedung kantor, masjid, museum dan perpustakaan. “Bangunan-bangunan tersebut sebagian juga bukan peninggalan Belanda,” kata Kusnadi.

Istana Cipanas yang dibangun sekitar tahun 1700-an ini memiliki luas sekitar 26 hektare. Didominasi oleh rerumputan hijau di atas tanah berkontur, istana ini juga dipenuhi oleh hutan lindung yang asri, rimbun dan indah.

Tak cuma itu, aliran sungai kecil yang jernih disertai dengan gemercik air yang riuh, menjadikan istana ini sangat sayang untuk tidak dikunjungi.

Istana Cipanas dibangun oleh Gubernur Jenderal Gustaaf William Baron Van Imhoff. Ide pembangunan muncul bermula saat ditemukannya suhu air bersuhu 43 derajat Celcius yang mengandung zat belerang dan dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit.

Dari luas tanah 26 hektare, cuma 8.000 meter persegi saja yang berbentuk bangunan. Sisanya merupakan padang rumput, tanaman hias serta hutan lindung.

Pada masa pemerintahan Belanda, Istana Cipanas dipakai untuk peristirahatan para Gubernur Jenderal, seperti Gustaaf William, Andreas Cornelis de Graaff, Bonafacius Cornelis de Jonge dan Tjarda Van Starkenborgh.

Pada masa pemerintahan Jepang , Istana Cipanas dipakai untuk tempat peristirahatan para pembesar Jepang yang sedang melakukan perjalanan ke Bandung dari Jakarta dan sebaliknya. Saat masa kemerdekaan, Istana Cipanas tetap digunakan sebagai tempat peristirahatan Presiden dan Wakil Presiden beserta keluarga.

Meski digunakan untuk tempat peristirahatan, namun pada kenyataanya Istana Cipanas sering dijadikan sebagai tempat berlangsungnya kegiatan politik, ekonomi dan hubungan antar bangsa. Pada 13 Desember 1965, ruang Gedung Induk menjadi tempat sidang kabinet yang dipimpin oleh Presiden Soekarno untuk menetapkan mata uang dari Rp 1.000 menjadi Rp 1 yang dikenal dengan istilah Saneering.

Kegiatan lain adalah pada 17 April 1993 Presiden Soeharto menjadi penengah diplomasi antara pemerintah Filipina dan gerilyawan muslim Moro yang dipimpin oleh Nur Misuari. Perundingan tersebut dipimpin oleh mantan Menlu Ali Alatas.

Pada 16 Juni 2005, Istana Cipanas menjadi tempat peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia. Dalam kesempatan ini, Presiden SBY memberikan Piala Adipura dan Kalpataru kepada para tokoh masyarakat dan para pejabat daerah.

Mau berkunjung ke Istana Cipanas? Anda harus mengajukan surat permohonan kepada Kepala Rumah Tangga Presiden. Waktu berkunjung tiap Senin sampai Jumat mulai pukul 09.00 WIB hingga pukul 14.00 WIB. Khusus hari Jumat, waktu berkunjung dilanjutkan hingga pukul 16.00 WIB.

Tentu masuk ke area istana ini, setelah melewati pagar kita akan diawasi banyak kamera CCTV. Tas pun harus dititipkan ke petugas. Di dalam pagar namun di luar ruangan kita bebas mengambil gambar. Namun di dalam ruangan kita tidak diperbolehkan memotret. Alasannya adalah keamanan.

Di dalam istana ada berbagai benda berharga misalnya dua lampu kristal dari negara Cekoslowakia produksi tahun 1900, karya-karya pelukis legendaris Indonesia seperti Affandi dan Soejojono, dan lain-lain. Jumlah lukisan di sini 310 dimana 240 di antaranya adalah koleksi pribadi Presiden Soekarno.

Istana ini juga punya tempat pemandian air panas dan museum yang menyimpan barang pemberian tamu negara.

No comments: