Saturday, January 30, 2010
Sejarah Kata Duit
The duit was a Dutch coin worth 2 penning, with 8 duit equal to one stuiver and 160 duit equal to one gulden. It was once used in the Americas while under Dutch rule.
The name of the coin was preserved for a long time in the 'fourduitcoin' (or plak), because it was the biggest bronze coin of its time and it was worth half a stuiver (or 2,5 cent).
Sejarah Nama Google
Kemudian Lary Page duduk di depan komputer dan mencoba melakukan pengecekan ketersediaan nama nomain Googol untuk didaftarkan. Namun Lary Page salah mengeja dan mengetik nama “google.com” alamat tersebut memang tersedia. Ternyata Lary Page suka dengan nama Google itu, beberapa jam setelah itu Lary Page mendaftarkan nama google.com atas nama dirinya dan Sergey Brin. Nama google.com tercatat pada tanggal 15 September 1997.
sumber: kabarit
Tuesday, January 26, 2010
Sejarah Teka Teki Silang
Arthur Wynne sekitar tahun 1913 yang menciptakan TTS. Suatu ketika, Arthur yang bekerja di sebuah media bernama New York World mendapat tugas dari bosnya untuk membuat semacam permainan yang akan dimuat di media itu pada bagian “fun”. Berbagai hal dicobanya untuk menciptakan permainan yang menarik pembaca.
Suatu kali, ia teringat pada masa kecilnya. Arthur ingat bahwa ia pernah memainkan sebuah permainan yang dinamakan “Magic Squares”. Permainan itu adalah permainan kata-kata, dimana sang pemain harus menyusun kata agar sama mendatar dan menurun hingga membentuk kotak. Dari permainan ini, ia kemudian mencoba berkreasi dengan menambah luasan kata-kata dengan bentuk yang lebih kompleks. Dan, untuk menyusun hal itu, ia memberi semacam pertanyaan untuk membuka kunci jawabannya.
TTS ala Arthur ini kemudian muncul pertama kali pada 21 Desember 1913. Bentuknya waktu itu dibuat dengan pola ketupat. Sederhana dan sangat mudah dimainkan. Namun, justru dengan kesederhanaan dan kemudahan ini, membuat banyak orang langsung menyukai permainan ini. Maka, kesuksesan ini segera diikuti oleh berbagai media lain. Dan, saking suksesnya, permainan ini pun dibukukan pada tahun 1924.
Kemudian, pada tahun 1942-an, New York Times, koran ternama di Amerika membuat semacam standar untuk TTS. Standar itu seperti bentuk yang simetris dan panjang kata minimal tiga huruf. Hal ini membuat permainan TTS makin asyik dan populer, hingga akhirnya menyebar ke berbagai belahan dunia.
Sumber: http://ruanghati.com/2009/11/27/tahukah-anda-asal-usul-teka-teki-silang-bermula/
Asal Mula Kata "Hoax"
Tapi kebanyakan netter yang banyak menggunakan kata hoax justru tak tahu bagaimana sejarah penggunaan kata hoax sendiri, Kata hoax sebenarnya muncul pertama kali di kalangan netter Amerika, kata hoax didasarkan pada sebuah judul film yang berjudul The Hoax.
The Hoax adalah sebuah film drama Amerika 2006 yang disutradarai oleh Lasse Hallström. yang diskenario oleh William Wheeler, film ini dibuat berdasarkan buku dengan judul yang sama oleh Clifford Irving dan berfokus pada biografi irving sendiri,serta Howard Hughes yang dianggap dianggap membantu menulis. Banyak kejadian yang diuraikan Irving dalam bukunya yang diubah atau dihilangkan dari film, dan penulis kemudian berkata, "saya dipekerjakan oleh produser sebagai penasihat teknis film, tapi setelah membaca naskah terakhir saya meminta agar nama saya dihapus dari kredit film.itu mungkin disebabkan karna plot naskah tak sesuai dengan novel aslinya, "
Sejak itu, film hoax dianggap sebagai film yang banyak mengandung kebohongan, sehingga kemudian banyak kalangan terutama para netter yang menggunakan istilah hoax untuk menggambarkan suatu kebohongan, lambat laun, penggunaan kata hoax di kalangan netter makin gencar. Bahkan kabarnya kata hoax digunakan oleh netter di hampir seluruh belahan dunia, termasuk Indonesia.
sumber: http://sekedar-tahu.blogspot.com/2010/01/asal-mula-kata-hoax.html
Sejarah Kraton Solo
Dalam konteks Kota Solo, kelahiran kota ini sendiri merupakan peristiwa sejarah yang ditandai perpindahan keraton dari Kartasura ke Desa Sala. Pemilihan lokasi dibangunnya Keraton Surakarta sendiri bermakna bagi eksistensi kerajaan. Konsep ‘kutaraja’ yang dikelilingi benteng Baluwarti dihadirkan di lokasi yang awalnya pusat perdagangan Bengawan Solo, mengingat di sana ada pertemuan sejumlah sungai yang waktu itu merupakan sarana transportasi perdagangan.
Awalnya, lokasi dibangunnya keraton berupa kedung, dan merupakan pertemuan sejumlah sungai. Ada Sungai Batangan yang bertemu dengan Sungai Tempuran. Lalu, Sungai Laweyan atau Banaran yang bertemu dengan Sungai Batangan. Sementara dari arah selatan ada Sungai Wingko dan dari utara ada Sungai Pepe.
Beberapa kitab Jawa, baik dalam Babad Giyanti (1916, I), Babad Kartasura Pacinan (1940), maupun Babad Tanah Jawi (1941), kisah perpindahan Keraton dari Kartasura ke Surakarta hampir seragam. Ketika Sunan Paku Buwono II (1726–1749) kembali dari Ponorogo, (1742), ia menyaksikan kehancuran bangunan istana. Rusaknya bangunan istana itu disebabkan ulah dari para pemberontak Cina. Bagi Sunan, keadaan tersebut mendorong niatnya untuk membangun sebuah istana yang baru.
Kemudian, ia mengusulkan kepada para para punggawa kerajaan untuk membangun sebuah istana baru. Patih R Ad Pringgalaya dan beberapa bangsawan diajak berembug tentang rencana itu. Paku Buwono II berkeinginan membangun istana baru di tempat yang baru. Ia menghendaki, istana yang baru itu berada di sebelah timur istana lama, dekat dengan sungai Bengawan Sala. Hal ini dilakukan di samping untuk menjauhi pengaruh para pemberontak yang mungkin masih bersembunyi di kartasura, juga untuk menghapus kenangan buruk kehancuran istana Kartasura.
Akhirnya, Sunan mengutus utusan yang terdiri dari ahli negara, pujangga dan ahli kebatinan untuk mencari tempat yang cocok bagi pembangunan istana baru. Utusan itu terdiri dari Mayor Hohendorp, Adipati Pringgalaya, dan Adipati Sindurejo (masing-masing sebagai Patih Jawi ’Patih Luar’ dan Patih Lebet ‘Patih Dalam’), serta beberapa orang bupati.
Utusan itu diikuti juga oleh abdi dalem ahli nujum, Kyai T Hanggawangsa, RT Mangkuyuda, dan RT Puspanegara. Singkat cerita, mereka mendapatkan tiga tempat yang dianggap cocok untuk dibangun istana, yaitu Desa Kadipala, Desa Sala, dan Desa Sana Sewu.
Setelah diadakan musyawarah, para utusan akhirnya memilih Desa Sala sebagai calon tunggal untuk tempat pembangunan istana baru, dan keputusan ini kemudian disampaikan kepada Sunan di Kartasura. Setelah Sunan menerima laporan dari para utusan tersebut, kemudian memerintahkan beberapa orang abdi dalem untuk meninjau dan memastikan tempat itu. Utusan itu adalah Panembahan Wijil, Abdi Dalem Suranata, Kyai Ageng Khalifah Buyut, Mas Pangulu Fakih Ibrahim, dan Pujangga istana RT Tirtawiguna (Tus Pajang, 1940:19-21).
Sesampainya di desa Sala, utusan tersebut menemukan suatu tempat yang tanahnya berbau harum, maka disebut Desa Talangwangi (tala=tanah; wangi=harum), terletak di sebelah barat laut desa Sala (sekarang menjadi kampung Gremet). Setelah tempat tersebut diukur untuk calon lokasi istana, ternyata kurang luas, maka selanjutnya para utusan melakukan “samadhi” (bertapa) untuk memperoleh ilham (“wisik”) tentang cocok atau tidaknya tempat tersebut dijadikan pusat istana. Mereka kemudian bertapa di Kedhung Kol (termasuk kampung Yasadipuran sekarang).
Setelah beberapa hari bertapa, mereka memperoleh ilham bahwa desa Sala sudah ditakdirkan oleh Tuhan menjadi pusat kerajaan baru yang besar dan bertahan lama (Praja agung kang langgeng). Ilham tersebut selanjutnya memberitahukan agar para utusan menemukan Kyai Gede Sala (sesepuh desa Sala). Orang itulah yang mengetahui ‘sejarah’ dan cikal bakal desa Sala . Perlu diketahui, bahwa nama Kyai Gede Sala berbeda dengan Bekel Ki Gede Sala, seorang bekel yang menepalai desa Sala pada jman Pajang. Sedang Kyai Gede Sala adalah orang yang mengepalai desa Sala pada jaman kerajaan Mataram Kartasura (Pawarti Surakarta, 1939:6-7).
Selanjutnya Kyai Gede Sala menceritakan tentang desa Sala sebagai berikut. Ketika jaman Pajang, salah seorang putera Tumenggung Mayang, Abdi Dalem kerajaan Pajang, bernama Raden Pabelan, dibunuh di dalam istana, sebaba ketahuan bermain asmara dengan puteri Sekar Kedaton atau Ratu Hemas, puteri Sultan Hadiwijaya, raja Pajang (Atmodarminto, 1955:83; Almanak Cahya Mataram, 1921:53; Dirjosubrata, 1928:75-76). Selanjutnya mayat raden Pabelan dihanyutkan (dilarung) di sungai Lawiyan (sungai Braja), hanyut dan akhirnya terdampar di pinggir sungai dekat Desa Sala. Bekel Kyai Sala yang saat itu sebagai penguasa Dsa Sala, pagi hari ketika ia pergi kesungai melihat mayat. Kemudian mayat itu didorong ke tengah sungai agar hanyut. Memang benar, mayat itu hanyut dibawa arus air sungai Braja.
Pagi berikutnya, kyai Gede Sala sangat heran karena kembali menemukan mayat tersebut sudah di tempatnya semula. Sekali lagi mayat itu dihanyutkan ke sungai. Namun anehnya, pagi berikutnya peristiwa sebelumnya berulang lagi. Mayat itu kembali ke tempat semula, sehingga Kyai Gede Sala menjadi sangat heran. Akhirnya ia maneges, minta petunjuk Tuhan Yang Maha Kuasa atas peristiwa itu. Setelah tiga hari tiga malam bertapa, Kyai Gede Sala mendapat ilham atau petunjuk. Ketika sedang bertapa, seakan-akan ia bermimpi bertemu dengan seorang pemuda gagah. Pemuda itu mengatakan, bahwa dialah yang menjadi mayat itu dan mohon dengan hormat kepada Kyai Gede Sala agar dia dikuburkan di situ.
Namun sayang, sebelum sempat menanyakan tempat asal dan namanya, pemuda itu telah raib/menghilang. Akhirnya Kyai Gede Sala menuruti permintaan pemuda tersebut, dan mayatnya dimakamkan di dekat desa Sala. Karena namanya tidak diketahui, maka mayat itu desebut Kyai Bathang (bathang=mayat). Sedangkan tempat makamnya disebut Bathangan (makam itu sekarang berada di kawasan Beteng Plaza, Kelurahan Kedung Lumbu). Dengan adanya Kyai Bathang itu, desa Sala semakin raharja (Sala=raharja_, kehidupan rakyatnya serba kecukupan dan tenang tenteram (Roorda, 1901:861).
Demikian cerita singkat Kyai Gede Sala. Kuburan itu terletak di tepi rawa yang dalam dan lebar. Keadaan ini kemudian oleh para utusan dilapokan kepada Sunan di Kartasura.
Sesudah Sunan Paku Buwana II menerima laporan, maka segera memerintahkan kepada Kyai Tohjaya dan Kyai Yasadipura (I), serta RT. Padmagara, untuk mengupayakan agar desa Sala dapat dibangun istana baru. Ketigautusan tersebut kemudian pergi ke desa Sala. Sesampainya di desa Sala, mereka berjalan mengelilingi rawa-rawa yang ada disekeliling desa Sala.
Akhirnya, mereka dapat menemukan sumber Tirta Amerta Kamandanu (air kehidupan, sumber mata air). Hal itu dilaporkan kepada Sunan, dan kemudian Sunan memutuskan bahwa desa Sala-lah yang akan dijadikan pusat istana baru. Sunan segera memerintahkan agar pembangunan istana segera dimulai. Atas perintah Sunan, seluruh Abdi Dalem dan Sentana dalem membagi tugas: Abdi Dalem mancanegara Wetan dan Kilen dimintai balok-balok kayu, jumlahnya tergantung pada luas wilayahnya. Balok-balok kayu tersebut selanjutnya dimasukkan ke dalam rawa di desa Sala sampai penuh. Meskipun demikian belum dapat menyumbat mata air rawa tersebut, bahkan airnya semakin deras.
Sanadyan kelebetana sela utawi balok ingkang ageng-ageng ngantos pinten-pinten ewu, meksa mboten saget pampet, malah toya saya ageng ambalaber pindha samodra.(Tus Pajang, 1940:24-25).
(Walaupun diberi batu ataupun balok-balik kayu yang besar-besar sampai beribu-ribu banyaknya, terpaksa tidak dapat tertutup, bahkan keluarnya air semakin besar dan menyeruap bagaikan samudra).
Bahkan lebih mengherankan lagi, dari sumber air tersebut keluar berbagai jenis ikan yang biasa hidup di air laut (teri pethek, dsb). Menyaksikan kejadian itu, Panembahan Wijil dan Kyai Yasadipura bertapa selama tujuh hari tujuh malam tanpa makan dan tidur. Akhirnya pada malam hari Anggara Kasih (Selasa Kliwon) Kyai Yasadipura mendapatkan ilham sebagai berikut:
He kang padha mangun pujabrata, wruhanira, telenging rawa iki ora bisa pampet amarga dadi tembusaning samodra kidul. Ewadene yen sira ngudi pampete, kang dadi saranane, tambaken Gong Kyai Sekar Dlima godhong lumbu, lawan sirah tledhek, cendhol mata uwong, ing kono bisa pampet ponang teleng. Ananging ing tembe kedhung nora mili nora pampet, langgeng toyanya tan kena pinampet ing salawas-lawase (Pawarti Surakarta, 1939:7).
(Hai, kalian yang bertapa, ketahuilah, bahwa pusat rawa ini tidak dapat ditutup, sebab menjadi tembusannya Lautan Selatan. Namun demikian bila kalian ingin menyumbatnya gunakan cara: gunakan Gong Kyai Sekar Delima, daun lumbu (talas), dan kepala ronggeng, cendol mata orang, disitulah pasti berhenti keluarnya mata air. Akan tetapi besok kenghung itu tidak akan mengalir, tetapi juga tidak berhenti mengeluarkan air, kekal tidak dapat disumbat selama-lamanya).
Penerimaan ilham tersebut terjadi pada hari Anggara Kasih (Selasa Kliwon) tanggal 28 Sapar, Jimawal 1669 (1743 Masehi) (Yasadipura II, 1916: 17-18). Segala kejadian tersebut kemudian dilaporkan kepada Sunan di Kartasura. Sunan sangat kagum mendengar laporan tersebut dan setelah berpikir keras akhirnya Sunan bersabda:
Tledhek iku tegese ringgit saleksa. Dene Gong Sekar Dlima tegese gangsa, lambe iku tegese uni. Dadi watake bebasan kerasan. Gong Sekar Delima, dadi sekaring lathi, ingkang anggambaraken mula bukane nguni iku Kyai Gede Sala. Saka panimbang iku udanegarane kabener anampi sesirah tledhek arta kehe saleksa ringgit (cendhol mata uwonng), mangka liruning kang dadi wulu wetuning desa tekan ing sarawa-rawa pisan (Pawarti Surakarta, 1939:8).
“Tledhek” berarti sepuluh ribu ringgit. Gong Sekar Delima berarti “gangsa”, bibir atau ujar (perkataan). Jadi bersifat perumpamaan. Gong Sekar Delima menjadi buah bibir yang menggambarkan asal mula/cikal bakal (desa) yaitu Kyai Gede Sala. Atas pertimbangan itu sepantasnya menerima ganti uang sebanyak sepuluh ribu ringgit. Sebagai ganti rugi penghasilan desa beserta rawa-rawanya.
Demikian akhirnya Kyai Gede Sala memperoleh ganti rugi sebesar sepuluh ribu ringgit (saleksa ringgit) dari Sunan. Selanjutnya Kyai Gede Sala bertapa di makam Kyai Bathang. Di dalam bertapa itu Kyai Gede Sala memperoleh “Sekar Delima Seta” (putih) dan daun lumbu (sejenis daun talas). Kedua barang tersebut dimasukkan ke dalam sumber mata air (Tirta Amerta Kamandanu). Sesudah itu dilakukan kerja bhakti (gugur gunung) menutup rawa. Akhirnya pekerjaan itu selesai dengan cepat. Penghuninya dipindahkan dan dimukimkan kembali di tempat lain (“wong cilik ing desa Sala kinen ngalih marang ing desa Iyan sami”). Kemudian pembangunan dimulai dengan menguruk tanah yang tidak rata dan dibuat gambar awal dengan mengukur panjang dan lebarnya (“ingkur amba dawane”). Puluhan ribu (leksan) buruh bekerja di proyek pembangunan itu. Dinding-dinding pertama dibangun dari bambu karena waktunya mendesak. Adapun desain umumnya mencontoh model Karaton Kartasura (“anelad Kartasura”) (Lombard, III: 109).
Mengapa pilihan jatuh di Desa Sala, ada beberapa alasan yang dapat diajukan, baik dilihat secara wadhag atau fisik-geografis maupun alasan magis-religius. Desa Sala letaknya dekat dengan Bengawan Sala, yang sejak lama mempunyai arti penting dalam hubungan sosial, ekonomi, politik, dan militer antara Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Sebuah sumber menyebutkan, Bengawan Sala atau atau Bengawan Semanggi mempunyai 44 bandar (Fery Charter abad ke-14), salah satunya bernama Wulayu atau Wuluyu atau sama dengan desa Semanggi (bandar ke-44). Dalam Serat Wicara Keras disebutkan, Bengawan Sala sebagai Bengawannya orang Semanggi (bandingkan dengan Babad Tanah Jawi).
Alasan lainnya, di desa Sala cukup tenaga kerja untuk membuat Karaton karena dikelilingi oleh desa Semanggi, Baturana, dan Babudan (dua desa yang terakhir merupakan tempat Abdi Dalem pembuat babud permadani pada jaman Kartasura). Desa Sala sendiri zaman Padjang dibawah bekel Kyai Sala. Alasan politis juga dapat dimasukkan, terutama dalam menjaga kepentingan VOC. Untuk mengawasi Mataram maka VOC membangun benteng di pusat kota Mataram yang mudah dijangkau dari Semarang sebagai pintu gerbang ke pedalaman.
Sementara itu terdapat sejumlah alasan magis-religius seperti berikut ini. Pertama, desa Sala terletak di dekat tempuran, yaitu bertemunya Sungai Pepe dan Bengawan Sala. Tempuran merupakan tempat magis dan sakral. Dismping itu, kata Sala atau Qala dihubungkan dengan bangunan suci. Kata itu berarti ruangan atau bangsal besar dan telah disebut-sebut dalam OJO no. XLIII (920) dengan istilah Kahyunan. Di Qala tedapat sekolah Prahunan (sekarang kampung praon) di dekat muara Sungai Pepe, yang artinya bangunan suci di Hemad (I Hemad atau Ing Hemad, Ing Gemad = Gremet). “Ning peken ri hemad”, artinya di pasar ngGremet, tempat dilakukan upacara penyumpahan mendirikan tempat swatantra perdikan di Sala.
Pembangunan Karaton segera dimulai setelah rawa-rawa berhasil dikeringkan dan tempatnya dibersihkan. Untuk mengurug Karaton, tanahnya diambil dari desa Talawangi. (dalam sebuah sumber lain disebutkan, “hawit iku pada kalebu hing jangka, sak mangsa-mangsa ndandani Kadaton bakal njupuk hurug lemah Kadipala (Tetedakan sangking Buk Ha: Ga, Sana Pustaka). Jadi tanah Talawangi dan tanah Sala kedua-duanya dipakai untuk pembangunan Karaton. Karaton telah berdiri meskipun belum dipagari batu dan baru dari bambu (jaro bethek). Sirnaning Resi Rasa Tunggal (1670) menandai saat pengerjaan Karaton selesai, meskipun nampak tergesa-gesa. (heriyono)
Berebut Tahta Kerajaan
PascaSunan Pakubuwono XII ‘mangkat’ beberapa waktu lalu (11 Juni 2004), terjadi perebutan kekuasaan ‘siapa yang berhak menjadi raja’. Peristiwa perebutan gelar Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Anom Amangkunegoro Sudibyo Raja Putra Narendra Mataran VIII atau disingkat Paku Buwono XIII, membuat kalangan kerajaan terpecah menjadi dua bagian, yakni antara pendukung Kanjeng Gusti Pangeran Haryo (KGPH) Hangabehi dan KGPH Tedjowulan.
Keduanya merasa mempunyai hak untuk menduduki tahta kerajaan. Peristiwa ini secara tidak langsung mengingatkan masyarakat Indonesia dengan ‘sejarah kelam’ yang terjadi pada 1755 lampau. Saat itu, terjadi peristiwa Perjanjian Giyanti yang memecah Dinasti Kerajaan Mataram menjadi dua bagian, yaitu Kasunanan Surakarta Hadiningrat dan Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat.
Dahulu, perpecahan (perebutan kekuasaan) selalu dikaitkan dengan politik memecah belah atau devide et impera penjajah Belanda yang ingin menancapkan kekuasaan di Tanah Jawa. Namun, saat ini sulit dipungkiri, perpecahan didorong nafsu berkuasa para elit Kasunanan Surakarta.
Menurut beberapa kalangan, rebutan tahta ini sebenarnya tak akan terjadi kalau saja Paku Buwono XII mengangkat permaisuri. Sehingga, secara langsung putra mahkota adalah anak sulung dari permaisuri. Namun, semasa hidupnya, Paku Buwono XII hanya memiliki garwa ampil atau selir dengan 37 anak. Sejarawan Sumanto dalam suatu kesempatan mengatakan, alasan Paku Buwono XII tidak berpermaisuri bisa jadi karena Kasunanan Surakarta lebih berfungsi sebagai wilayah kebudayaan. Di luar kompleks keraton, kekuasaan raja tidaklah dominan.
KGPH Hangabehi adalah putra tertua Paku Buwono XII dari selir ketiga Gusti Raden Ayu (GRAy) Pradapaningrum. Karena itulah, Hangabehi merasa dirinyalah yang berhak memangku tahta kerajaan. Sementara itu, keluarnya Surat Keputusan Nomor Kep/01/2003 dari tiga pengageng, yakni Pengageng Parentah Keraton, Pengageng Putrasentana, dan Pengageng Parentah Kaputren, mengangkat KGPH Tedjowulan sebagai penerus tahta kerajaan Keraton Surakarta.
Menurut versi KGPH Hangabehi, kapasitasnya sebagai putra lelaki tertua, berhak menjadi pengganti Paku Buwono XII. Karena menurut pandangan pihak Hangabehi, jika tidak ada putra mahkota atau putra yang ditunjuk secara langsung oleh raja pendahulu, maka putra lelaki tertualah yang berhak menjadi raja.
Di sisi lain KGPH Tedjowulan juga menganggap memiliki hak yang sama, karena telah diangkat oleh tiga pengageng Keraton. Menurut pandangan pihak Tedjowulan, bila tidak ada putra mahkota, maka tiga lembaga resmi keraton inilah yang berhak menentukan pengganti raja.
Lantas yang menjadi pertanyaan adalah, sampai kapankah konflik internal ini akan terus berlangsung? Apakah mungkin dalam satu tahta kerajaan ada dua raja kembar? Dan, mungkinkah mereka akan berdamai serta salah satu pihak ada yang mengalah demi kepentingan Keraton Surakarta? Wallualam.
Sumber: herijurnalis
Orang Rantai dan Mbah Suro di Tambang Batubara Sawah Lunto
Salah satu peninggalan Belanda di Sumatra Barat yang sekitar dua tahun lalu ditemukan dan langsung dibenahi demi meningkatkan wisata bekas kota tambang ini tak lain adalah Lubang Mbah Soero atau Lubang Mbah Suro. Tempat ini, sesuai namanya, tak lain adalah lubang bekas tambang batubara. Lubang ini merupakan lubang utama bekas tambang batubara yang ada di Tangsi Baru Kelurahan Tanah Lapang, Kecamatan Lembah Segar.
Meski hanya berupa lubang bekas tambang batubara, namun tempat itu punya kisah panjang dan menarik. Dari sinilah kemudian lahir nama “Orang Rantai”. Orang rantai tak lain adalah sebutan bagi pekerja tambang, yang tak lain adalah pesakitan di zaman Belanda, yang dikirim dari berbagai daerah di Hindia Belanda termasuk Batavia. Para buruh itu dirantai sambil dipaksa menambang batubara demi kepentingan Belanda.
Adalah de Groet, ahli geologi Belanda, yang pada 1858 menemukan bahwa di sekitar Sungai Ombilin Sumatra Barat memiliki kandungan batubara. Penemuan De Groet kemudian ditindaklanjuti oleh Ir Willem Hendrik De Greve pada 1867. Penyelidikan yang lebih saksama oleh Ir Verbeck menghasilkan temuan kandungan batubara dengan kisaran mencapai puluhan juta, sehinga dimulailah penambangan di wilayah tersebut. Produksi pertambangan batubara dari Ombilin dimulai tahun 1892.
Lubang Suro disebut-sebut mirip dengan Goa Jepang di Bukittinggi, tampaknya tidak tepat. Sebab Lubang Suro dibangun jauh lebih awal oleh Belanda sementara Goa Jepang dibangun oleh Jepang di sekitar tahun 1930-an. Lubang Suro juga lebih unik karena berada di bawah kota Sawahlunto dan mengular hingga sekitar 1,5 km.
Mbah Suro dikenal sebagai mandor orang rantai dan masyarakat, beliau juga dikenal memiliki ilmu kebathinan yang tinggi. Ia jadi panutan warga. Mbah Suro ini memiliki lima anak dengan 13 cucu. Istrinya adalah seorang dukun beranak. Mbah Suro meninggal sebelum tahun 1930 dan dimakamkan di pemakaman orang rantai, Tanjung Sari, Kota Sawahlunto Sumatra Barat.
Lebar lubang tambang ini sekitar dua meter dengan ketinggian dua meter. Lubang dengan kedalaman 15 meter dari permukaan tanah ini sudah dipugar sejauh 186 meter. Masih ada lubang lain yang berada lebih di bawah lubang pertama, namun belum tersentuh pemugaran. Di lubang pertama yang sudah dipugar, proses pembersihan lumpur dan pemompaan air dari lubang ini dilakukan sekitar 20 hari.
Amran Nur langsung menyediakan anggaran untuk membuat aliran air dan saluran udara agar pengunjung tak sesak di dalam lubang tersebut. Lampu penerang juga dipasang agar lubang tidak terlalu gelap. Di dinding tersebut masih bias dilihat bahkan dipegang batubara kualitas super. Selama pemugaran, ditemukan banyak kerangka manusia, termasuk paha manusia, dan peninggalan Belanda berupa minuman beralkohol. Tak aneh jika untuk masuk ke dalam lubang, ada beberapa peringatan yang harus dipatuhi pengunjung. Selain harus menggunakan topi pengaman, karena air masih menetes dari dinding lubang, pengunjung juga harus menggunakan sepatu bots karena lantai lubang basah dan penuh air. Pengunjung juga diwanti-wanti agar tak bicara kotor dan bagi perempuan, tak boleh sedang datang bulan.
Tiket masuk seharga Rp 7.500 pengunjung bisa menapaktilas di bekas tambang batubara selama sekitar 25 menit. Saat keluar dari lubang, kita akan muncul di seberang jalan.
Sebuah upaya yang nyata dengan komitmen tinggi ditunjukkan Amran Nur. Meski baru tahun 2007 ditemukan, Lubang Suro sudah bisa beroperasi sebagai atraksi wisata tambang sejak tahun lalu dan dua tahun kemudian Lubang Suro semakin banyak diminati wisatawan dari luar Sawahlunto, bahkan dari luar Sumatera.
sumber: warta kota
Candi Muara Tikus, Sisa Kejayaan Sriwijaya
Situs yang konon tertua di dunia sisa kejayaan Kerajaan Sriwijaya itu berada di Desa Muara Takus, Kabupaten Kampar, Riau. Bila berkesempatan berkunjung ke negeri Melayu ini, rasanya tidak lengkap bila tidak mampir ke sana. Selain untuk menikmati keindahannya boleh juga untuk menyibak tabir peradaban besar masa lampau yang terpahat dan terukir di sana.
Pusat kompleks Candi Budha Muara Takus terletak di Kecamatan XIII Koto Kampar yang jaraknya sekitar 135 kilometer dari Kota Pekanbaru, Riau. Lewat darat perjalanan bisa ditempuh sekitar dua setengah jam. Mudah dijangkau, karena lokasi candi tidak terlalu terpencil.
Jarak kompleks candi dengan pusat Desa Muara Takus sendiri sekitar 2,5 km, tidak jauh dari pinggir Sungai Kampar Kanan. Dan dari jalan lintas Riau-Sumatra Barat dapat ditempuh dengan jarak sekitar 19 km.
Di sepanjang jalan menuju pusat candi akan tampak tebing-tebing perbukitan yang hijau oleh rimbunan pohon hutan tropis.
Gugusan kompleks candi yang pertama kali ditemukan Cornet D Groot pada tahun 1860 ini pun sungguh unik. Berbeda dengan candi di Pulau Jawa seperti Candi Borobudur, Prambanan dan lainnya. Kompleks candi dikelelinggi pagar tembok berukuran 74x74. Masih di sekitar candi terdapat bentangan areal tembok tanah berukuran 1,5 x 1,5 yang berujung hingga ke pinggiran sungai.
Nama Muara Takus mungkin belum sepopuler saudaranya candi Borobudur, Prambanan. Akan tetapi nuansa sejarah yang ditawarkan tidak kalah menariknya.
Fatimah, 26, salah seorang pemandu wisata mengatakan sejak tiga tahun terakhir, candi Muara Takus tidak saja dikunjungi pelancong-pelancong lokal namun ratusan umat Budha dari sejumlah negara tetangga seperti Malaysia, Taiwan, Vietnam dan India juga banyak yang datang.
''Kunjungan wisatawan ke Candi Muara Takus mulai meningkat. Pada 2009, lebih dari 1000 wisatawan yang berkunjung ke sana," ujar Fatimah.
Dalam sejarahnya, Desa Muara Takus sebelum menjadi pusat pengajaran agama Budha, merupakan sebuah daerah yang dulunya sempat disingahi pelaut-pelaut dari Kerajaan Sriwijaya dengan menyusuri Sungai Kampar Kanan.
Pertemuan antarbudaya pun terjadi hingga akhirnya didirikanlah Candi Muara Takus untuk tempat peribadatan. Secara fisik keberadaannya berbeda dengan candi di Jawa umumnya. Material batu bata lebih mendominasi daripada batu kali yang ada seperti candi di Jawa.
Meski demikian Candi Muara Takus masih terus menyimpan keagungan masa lalu. Mahligai Stupa, Palangka serta Candi Bungsu yang menjulang di tengah komplek serasa memiliki kesakralan dan mengundang setiap orang yang menatapnya untuk berlama-lama di sana.
Sumber: Media Indonesia
Foto: Bagus H. Pratomo (MI)
Sejarah Komputer
Sejak dahulu kala, proses pengolahan data telah dilakukan oleh manusia.Manusia juga menemukan alat-alat mekanik dan elektronik untuk membantu manusia dalam penghitungan dan pengolahan data supaya bisa mendapatkan hasil lebih cepat.Komputer yang kita temui saat ini adalah suatu evolusi panjang dari penemuan-penemuan manusia sejak dahulu kala berupa alat mekanik maupun elektronik
Saat ini komputer dan piranti pendukungnya telah masuk dalam setiap aspek kehidupan dan pekerjaan.Komputer yang ada sekarang memiliki kemampuan yang lebih dari sekedar perhitungan matematik biasa.Diantaranya adalah sistem komputer di kassa supermarket yang mampu membaca kode barang belanja,sentral telepon yang menangani jutaan panggilan dan komunikasi,jaringan komputer dan internet yang menghubungkan berbagai tempat di dunia.
Sejarah Komputer menurut periodenya adalah:
- Alat Hitung Tradisional dan Kalkulator Mekanik
- Komputer Generasi Pertama
- Komputer Generasi Kedua
- Komputer Generasi Ketiga
- Komputer Generasi Keempat
- Komputer Generasi Kelima
Alat Hitung Tradisional dan Kalkulator Mekanik Abacus,yang muncul sekitar 5000 tahun yang lalu di Asia kecil dan masih digunakan di beberapa tempat hingga saat ini dapat dianggap sebagai awal mula mesin komputasi.Alat ini memungkinkan penggunanya untuk melakukan perhitungan menggunakan biji-bijian geser yang diatur pada sebuah rak.Para pedagang di masa itu menggunakan abacus untuk menghitung transaksi perdagangan.Seiring dengan munculnya pensil dan kertas,terutama di Eropa,abacus kehilangan popularitasnya
Setelah hampir 12 abad,muncul penemuan lain dalam hal mesin komputasi.Pada tahun 1642, Blaise Pascal (1623-1662),yang pada waktu itu berumur 18 tahun,menemukan apa yang ia sebut sebagai kalkulator roda numerik (numerical wheel calculator) untuk membantu ayahnya melakukan perhitungan pajak.
Kotak persegi kuningan ini yang dinamakan Pascaline,menggunakan delapan roda putar bergerigi untuk menjumlahkan bilangan hingga delapan digit.Alat ini merupakan alat penghitung bilangan berbasis sepuluh.Kelemahan alat ini adalah hanya terbatas untuk melakukan penjumlahan.
Tahun 1694,seorang matematikawan dan filsuf Jerman,Gottfred Wilhem von Leibniz (1646-1716) memperbaiki Pascaline dengan membuat mesin yang dapat mengalikan.Sama seperti pendahulunya,alat mekanik ini bekerja dengan menggunakan roda-roda gerigi.Dengan mempelajari catatan dan gambar-gambar yang dibuat oleh Pascal,Leibniz dapat menyempurnakan alatnya.
Barulah pada tahun 1820,kalkulator mekanik mulai populer.Charles Xavier Thomas de Colmar menemukan mesin yang dapat melakukan empat fungsi aritmatik dasar.Kalkulator mekanik Colmar,arithometer,mempresentasikan pendekatan yang lebih praktis dalam kalkulasi karena alat tersebut dapat melakukan penjumlahan,pengurangan,perkalian,dan pembagian. Dengan kemampuannya,arithometer banyak dipergunakan hingga masa Perang Dunia I. Bersama-sama dengan Pascal dan Leibniz,Colmar membantu membangun era komputasi mekanikal.
Awal mula komputer yang sebenarnya dibentuk oleh seorang profesor matematika Inggris, Charles Babbage (1791-1871). Tahun 1812,Babbage memperhatikan kesesuaian alam antara mesin mekanik dan matematika yaitu mesin mekanik sangat baik dalam mengerjakan tugas yang sama berulangkali tanpa kesalahan,sedang matematika membutuhkan repetisi sederhana dari suatu langkah-langkah tertenu.Masalah tersebut kemudain berkembang hingga menempatkan mesin mekanik sebagai alat untuk menjawab kebutuhan mekanik. Usaha Babbage yang pertama untuk menjawab masalah ini muncul pada tahun 1822 ketika ia mengusulkan suatu mesin untuk melakukanperhitungan persamaan differensial.Mesin tersebut dinamakan Mesin Differensial.Dengan menggunakan tenaga uap, mesin tersebut dapat menyimpan program dan dapat melakukan kalkulasi serta mencetak hasilnya secara otomatis.
Setelah bekerja dengan Mesin Differensial selama sepuluh tahun,Babbage tiba-tiba terinspirasi untuk memulai membuat komputer general-purpose yang pertama, yang disebut Analytical Engine.Asisten Babbage,Augusta Ada King (1815-1842) memiliki peran penting dalam pembuatan mesin ini. Ia membantu merevisi rencana,mencari pendanaan dari pemerintah Inggris,dan mengkomunikasikan spesifikasi Analytical Engine kepada publik.Selain itu,pemahaman Augusta yang baik tentang mesin ini memungkinkannya membuat instruksi untuk dimasukkan ke dalam mesin dan juga membuatnya menjadi programmer wanita yang pertama. Pada tahun 1980,Departemen Pertahanan Amerika Serikat menamakan sebuah bahasa pemrograman dengan nama ADA sebagai penghormatan kepadanya.
Mesin uap Babbage,walaupun tidak pernah selesai dikerjakan,tampak sangat primitif apabila dibandingkan dengan standar masa kini.Bagaimanapun juga,alat tersebut menggambarkan elemen dasar dari sebuah komputer modern dan juga mengungkapkan sebuah konsep penting.Terdiri dari sekitar 50.000 komponen,disain dasar dari Analytical Engine menggunakan kartu-kartu perforasi (berlubang-lubang) yang berisi instruksi operasi bagi mesin tersebut.
Pada 1889,Herman Hollerith (1860-1929) juga menerapkan prinsip kartu perforasi untuk melakukan penghitungan.Tugas pertamanya adalah menemukan cara yang lebih cepat untuk melakukan perhitungan bagi Biro Sensus Amerika Serikat.Sensus sebelumnya yang dilakukan di tahun 1880 membutuhkan waktu tujuh tahun untuk menyelesaikan perhitungan.Dengan berkembangnya populasi,Biro tersebut memperkirakan bahwa dibutuhkan waktu sepuluh tahun untuk menyelesaikan perhitungan sensus.
Hollerith menggunakan kartu perforasi untuk memasukkan data sensus yang kemudian diolah oleh alat tersebut secara mekanik.Sebuah kartu dapat menyimpan hingga 80 variabel.Dengan menggunakan alat tersebut,hasil sensus dapat diselesaikan dalam waktu enam minggu.Selain memiliki keuntungan dalam bidang kecepatan,kartu tersebut berfungsi sebagai media penyimpan data.Tingkat kesalahan perhitungan juga dapat ditekan secara drastis.Hollerith kemudian mengembangkan alat tersebut dan menjualnya ke masyarakat luas.Ia mendirikan Tabulating Machine Company pada tahun 1896 yang kemudian menjadi International Business Machine (1924) setelah mengalami beberapa kali merger.Perusahaan lain seperti Remington Rand and Burroghs juga memproduksi alat pembaca kartu perforasi untuk usaha bisnis.Kartu perforasi digunakan oleh kalangan bisnis dan pemerintahan untuk permrosesan data hingga tahun 1960.
Pada masa berikutnya,beberapa insinyur membuat penemuan baru lainnya.Vannevar Bush (1890-1974) membuat sebuah kalkulator untuk menyelesaikan persamaan differensial di tahun 1931.Mesin tersebut dapat menyelesaikan persamaan differensial kompleks yang selama ini dianggap rumit oleh kalangan akademisi.Mesin tersebut sangat besar dan berat karena ratusan gerigi dan poros yang dibutuhkan untuk melakukan perhitungan.Pada tahun 1903,John V. Atanasoff dan Clifford Berry mencoba membuat komputer elektrik yang menerapkan aljabar Boolean pada sirkuit elektrik. Pendekatan ini didasarkan pada hasil kerja George Boole (1815-1864) berupa sistem biner aljabar, yang menyatakan bahwa setiap persamaan matematik dapat dinyatakan sebagai benar atau salah.Dengan mengaplikasikan kondisi benar-salah ke dalam sirkuit listrik dalam bentuk terhubung-terputus,Atanasoff dan Berry membuat komputer elektrik pertama di tahun 1940.Namun proyek mereka terhenti karena kehilangan sumber pendanaan.
I. KOMPUTER GENERASI PERTAMA
Dengan terjadinya Perang Dunia Kedua,negara-negara yang terlibat dalam perang tersebut berusaha mengembangkan komputer untuk mengeksploitasi potensi strategis yang dimiliki komputer.Hal ini meningkatkan pendanaan pengembangan komputer serta mempercepat kemajuan teknik komputer.Pada tahun 1941,Konrad Zuse,seorang insinyur Jerman membangun sebuah komputer Z3,untuk mendisain pesawat terbang dan peluru kendali.
Pihak sekutu juga membuat kemajuan lain dalam pengembangan kekuatan komputer.Tahun 1943,pihak Inggris menyelesaikan komputer pemecah kode rahasia yang dinamakan Colossus untuk memecahkan kode-rahasia yang digunakan Jerman.Dampak pembuatan Colossus tidak terlalu mempengaruhi perkembangan industri komputer dikarenakan dua alasan.Pertama,colossus bukan merupakan komputer serbaguna general-purpose computer),ia hanya didisain untuk memecahkan kode rahasia.Kedua,keberadaan mesin ini dijaga kerahasiaannya hingga satu dekade setelah perang berakhir.
Usaha yang dilakukan oleh pihak Amerika pada saat itu menghasilkan suatu kemajuan lain. Howard H. Aiken (1900-1973), seorang insinyur Harvard yang bekerja dengan IBM, berhasil memproduksi kalkulator elektronik untuk US Navy.Kalkulator tersebut berukuran panjang setengah lapangan bola kaki dan memiliki rentang kabel sepanjang 500 mil.The Harvd-IBM Automatic Sequence Controlled Calculator,atau Mark I,merupakan komputer relai elektronik.Ia menggunakan sinyal elektromagnetik untuk menggerakkan komponen mekanik.Mesin tersebut beropreasi dengan lambat (ia membutuhkan 3-5 detik untuk setiap perhitungan) dan tidak fleksibel (urutan kalkulasi tidak dapat diubah).Kalkulator tersebut dapat melakukan perhitungan aritmatik dasar dan persamaan yang lebih kompleks.
Perkembangan komputer lain pada masa ini adalah Electronic Numerical Integrator And Computer (ENIAC),yang dibuat oleh kerjasama antara pemerintah Amerika Serikat dan University of Pennsylvania.Terdiri dari 18.000 tabung vakum,70.000 resistor,dan 5 juta titik solder, komputer tersebut merupakan mesin yang sangat besar yang mengkonsumsi daya sebesar 160kW.Komputer ini dirancang oleh John Presper Eckert (1919-1995) dan John W. Mauchly (1907-1980), ENIAC merupakan komputer serbaguna (general purpose computer) yang bekerja 1000 kali lebih cepat dibandingkan Mark I.Pada pertengahan 1940-an,John von Neumann (1903-1957) bergabung dengan tim University of Pennsylvania dalam usha membangun konsep desain komputer yang hingga 40 tahun mendatang masih dipakai dalam teknik komputer.
Von Neumann mendesain Electronic Discrete Variable Automatic Computer(EDVAC) pada tahun 1945 dengan sebuah memori untuk menampung baik program ataupun data.Teknik ini memungkinkan komputer untuk berhenti pada suatu saat dan kemudian melanjutkan pekerjaannya kembali.Kunci utama arsitektur von Neumann adalah unit pemrosesan sentral (CPU),yang memungkinkan seluruh fungsi komputer untuk dikoordinasikan melalui satu sumber tunggal. Tahun 1951, UNIVAC I (Universal Automatic Computer I) yang dibuat oleh Remington Rand, menjadi komputer komersial pertama yang memanfaatkan model arsitektur von Neumann tersebut. Baik Badan Sensus Amerika Serikat dan General Electric memiliki UNIVAC.Salah satu hasil mengesankan yang dicapai oleh UNIVAC dalah keberhasilannya dalam memprediksi kemenangan Dwilight D. Eisenhower dalam pemilihan presiden tahun 1952.
Komputer Generasi pertama dikarakteristik dengan fakta bahwa instruksi operasi dibuat secara spesifik untuk suatu tugas tertentu. Setiap komputer memiliki program kode-biner yang berbeda yang disebut "bahasa mesin" (machine language).Hal ini menyebabkan komputer sulit untuk diprogram dan membatasi kecepatannya.Ciri lain komputer generasi pertama adalah penggunaan tube vakum (yang membuat komputer pada masa tersebut berukuran sangat besar) dan silinder magnetik untuk penyimpanan data.
II. KOMPUTER GENERASI KEDUA
Pada tahun 1948,penemuan transistor sangat mempengaruhi perkembangan komputer. Transistor menggantikan tube vakum di televisi,radio,dan komputer.Akibatnya,ukuran mesin-mesin elektrik berkurang drastis.Transistor mulai digunakan di dalam komputer mulai pada tahun 1956.Penemuan lain yang berupa pengembangan memori inti-magnetik membantu pengembangan komputer generasi kedua yang lebih kecil,lebih cepat,lebih dapat diandalkan,dan lebih hemat energi dibanding para pendahulunya.Mesin pertama yang memanfaatkan teknologi baru ini adalah superkomputer.IBM membuat superkomputer bernama Stretch,dan Sprery-Rand membuat komputer bernama LARC.Komputer-komputer ini, yang dikembangkan untuk laboratorium energi atom,dapat menangani sejumlah besar data, sebuah kemampuan yang sangat dibutuhkan oleh peneliti atom.Mesin tersebut sangat mahal dan cenderung terlalu kompleks untuk kebutuhan komputasi bisnis, sehingga membatasi kepopulerannya.Hanya ada dua LARC yang pernah dipasang dan digunakan: satu di Lawrence Radiation Labs di Livermore,California,dan yang lainnya di US Navy Research and Development Center di Washington D.C.Komputer generasi kedua menggantikan bahasa mesin dengan bahasa assembly.Bahasa assembly adalah bahasa yang menggunakan singkatan-singkatan untuk menggantikan kode biner.
Pada awal 1960-an,mulai bermunculan komputer generasi kedua yang sukses di bidang bisnis, di universitas,dan di pemerintahan.Komputer-komputer generasi kedua ini merupakan komputer yang sepenuhnya menggunakan transistor.Mereka juga memiliki komponen-komponen yang dapat diasosiasikan dengan komputer pada saat ini: printer, penyimpanan dalam disket,memory,sistem operasi,dan program.Salah satu contoh penting komputer pada masa ini adalah IBM 1401 yang diterima secara luas di kalangan industri.Pada tahun 1965,hampir seluruh bisnis-bisnis besar menggunakan komputer generasi kedua untuk memproses informasi keuangan.
Program yang tersimpan di dalam komputer dan bahasa pemrograman yang ada di dalamnya memberikan fleksibilitas kepada komputer.Fleksibilitas ini meningkatkan kinerja dengan harga yang pantas bagi penggunaan bisnis.Dengan konsep ini,komputer dapat mencetak faktur pembelian konsumen dan kemudian menjalankan desain produk atau menghitung daftar gaji. Beberapa bahasa pemrograman mulai bermunculan pada saat itu. Bahasa pemrograman Common Business-Oriented Language (COBOL) dan Formula Translator (FORTRAN) mulai umum digunakan.Bahasa pemrograman ini menggantikan kode mesin yang rumit dengan kata-kata,kalimat,dan formula matematika yang lebih mudah dipahami oleh manusia.Hal ini memudahkan seseorang untuk memprogram dan mengatur komputer.Berbagai macam karir baru bermunculan (programmer,analyst,dan ahli sistem komputer).Industri piranti lunak juga mulai bermunculan dan berkembang pada masa komputer generasi kedua ini.
III. KOMPUTER GENERASI KETIGA
Walaupun transistor dalam banyak hal mengungguli tube vakum,namun transistor menghasilkan panas yang cukup besar,yang dapat berpotensi merusak bagian-bagian internal komputer.Batu kuarsa (quartz rock) menghilangkan masalah ini.Jack Kilby, seorang insinyur di Texas Instrument,mengembangkan sirkuit terintegrasi (IC: integrated circuit) di tahun 1958. IC mengkombinasikan tiga komponen elektronik dalam sebuah piringan silikon kecil yang terbuat dari pasir kuarsa.Para ilmuwan kemudian berhasil memasukkan lebih banyak komponen-komponen ke dalam suatu chip tunggal yang disebut semikonduktor.Hasilnya, komputer menjadi semakin kecil karena komponen-komponen dapat dipadatkan dalam chip. Kemajuan komputer generasi ketiga lainnya adalah penggunaan sistem operasi (operating system) yang memungkinkan mesin untuk menjalankan berbagai program yang berbeda secara serentak dengan sebuah program utama yang memonitor dan mengkoordinasi memori komputer.
IV. KOMPUTER GENERASI KEEMPAT
Setelah IC,tujuan pengembangan menjadi lebih jelas yaitu mengecilkan ukuran sirkuit dan komponen-komponen elektrik.Large Scale Integration (LSI) dapat memuat ratusan komponen dalam sebuah chip.Pada tahun 1980-an,Very Large Scale Integration (VLSI) memuat ribuan komponen dalam sebuah chip tunggal.Ultra-Large Scale Integration (ULSI) meningkatkan jumlah tersebut menjadi jutaan.Kemampuan untuk memasang sedemikian banyak komponen dalam suatu keping yang berukuran setengah keping uang logam mendorong turunnya harga dan ukuran komputer.Hal tersebut juga meningkatkan daya kerja,efisiensi dan kehandalan komputer.Chip Intel 4004 yang dibuat pada tahun 1971 membawa kemajuan pada IC dengan meletakkan seluruh komponen dari sebuah komputer (central processing unit,memori,dan kendali input/output) dalam sebuah chip yangsangat kecil. Sebelumnya,IC dibuat untuk mengerjakan suatu tugas tertentu yang spesifik.Sekarang, sebuah mikroprosesor dapat diproduksi dan kemudian diprogram untuk memenuhi seluruh kebutuhan yang diinginkan.Tidak lama kemudian, setiap perangkat rumah tangga seperti microwave oven,televisi,dan mobil dengan electronic fuel injection dilengkapi dengan mikroprosesor.
Perkembangan yang demikian memungkinkan orang-orang biasa untuk menggunakan komputer biasa.Komputer tidak lagi menjadi dominasi perusahaan-perusahaan besar atau lembaga pemerintah.Pada pertengahan tahun 1970-an,perakit komputer menawarkan produk komputer mereka ke masyarakat umum.Komputer-komputer ini, yang disebut minikomputer, dijual dengan paket piranti lunak yang mudah digunakan oleh kalangan awam.Piranti lunak yang paling populer pada saat itu adalah program word processing dan spreadsheet.Pada awal 1980-an,video game seperti Atari 2600 menarik perhatian konsumen pada komputer rumahan yang lebih canggih dan dapat diprogram.Pada tahun 1981,IBM memperkenalkan penggunaan Personal Computer (PC) untuk penggunaan di rumah, kantor,dan sekolah.Jumlah PC yang digunakan melonjak dari 2 juta unit di tahun 1981 menjadi 5,5 juta unit di tahun 1982.Sepuluh tahun kemudian, 65 juta PC digunakan.Komputer melanjutkan evolusinya menuju ukuran yang lebih kecil,dari komputer yang berada di atas meja (desktop computer) menjadi komputer yang dapat dimasukkan ke dalam tas (laptop), atau bahkan komputer yang dapat digenggam (palmtop).
IBM PC bersaing dengan Apple Macintosh dalam memperebutkan pasar komputer. Apple Macintosh menjadi terkenal karena mempopulerkan sistem grafis pada komputernya, sementara saingannya masih menggunakan komputer yang berbasis teks.Macintosh juga mempopulerkan penggunaan piranti mouse.
Pada masa sekarang, kita mengenal perjalanan IBM compatible dengan pemakaian CPU: IBM PC/486,Pentium,Pentium II,Pentium III,Pentium IV (Serial dari CPU buatan Intel). Juga kita kenal AMD k6,Athlon,dsb.Ini semua masuk dalam golongan komputer generasi keempat.Seiring dengan menjamurnya penggunaan komputer di tempat kerja,cara-cara baru untuk menggali potensi terus dikembangkan.Seiring dengan bertambah kuatnya suatu komputer kecil,komputer-komputer tersebut dapat dihubungkan secara bersamaan dalam suatu jaringan untuk saling berbagi memori,piranti lunak,informasi, dan juga untuk dapat saling berkomunikasi satu dengan yang lainnya.Komputer jaringan memungkinkan komputer tunggal untuk membentuk kerjasama elektronik untuk menyelesaikan suatu proses tugas.Dengan menggunakan perkabelan langsung,disebut juga Local Area Network (LAN),atau kabel telepon,jaringan ini dapat berkembang menjadi sangat besar.
V. KOMPUTER GENERASI KELIMA
Mendefinisikan komputer generasi kelima menjadi cukup sulit karena tahap ini masih sangat muda.Contoh imajinatif komputer generasi kelima adalah komputer fiksi HAL9000 dari novel karya Arthur C. Clarke berjudul 2001:Space Odyssey.HAL menampilkan seluruh fungsi yang diinginkan dari sebuah komputer generasi kelima.Dengan kecerdasan buatan (artificial intelligence),HAL dapat cukup memiliki nalar untuk melakukan percapakan dengan manusia,menggunakan masukan visual,dan belajar dari pengalamannya sendiri.
Walaupun mungkin realisasi HAL9000 masih jauh dari kenyataan,banyak fungsi-fungsi yang dimilikinya sudah terwujud.Beberapa komputer dapat menerima instruksi secara lisan dan mampu meniru nalar manusia.Kemampuan untuk menterjemahkan bahasa asing juga menjadi mungkin.Fasilitas ini tampak sederhan. Namun fasilitas tersebut menjadi jauh lebih rumit dari yang diduga ketika programmer menyadari bahwa pengertian manusia sangat bergantung pada konteks dan pengertian daripada sekedar menterjemahkan kata-kata secara langsung.
Banyak kemajuan di bidang disain komputer dan teknologi semakin memungkinkan pembuatan komputer generasi kelima.Dua kemajuan rekayasa yang terutama adalah kemampuan pemrosesan paralel,yang akan menggantikan model von Neumann.Model von Neumann akan digantikan dengan sistem yang mampu mengkoordinasikan banyak CPU untuk bekerja secara serempak.Kemajuan lain adalah teknologi superkonduktor yang memungkinkan aliran elektrik tanpa ada hambatan apapun, yang nantinya dapat mempercepat kecepatan informasi.
Jepang adalah negara yang terkenal dalam sosialisasi jargon dan proyek komputer generasi kelima.Lembaga ICOT (Institute for new Computer Technology) juga dibentuk untuk merealisasikannya.Banyak kabar yang menyatakan bahwa proyek ini telah gagal,namun beberapa informasi lain bahwa keberhasilan proyek komputer generasi kelima ini akan membawa perubahan baru paradigma komputerisasi di dunia.Kita tunggu informasi mana yang lebih valid dan membuahkan hasil.
VI. KOMPUTER GENERASI KE ENAM ( Masa Depan)
KOMPUTER GENERASI KE ENAM,komputer generasi ke-6Dengan Teknologi Komputer yang ada saat ini,agak sulit untuk dapat membayangkan bagaimana komputer masa depan.Dengan teknologi yang ada saat ini saja kita seakan sudah dapat “menggenggam dunia”.Dari sisi teknologi beberapa ilmuwan komputer meyakini suatu saat tercipta apa yang disebut dengan biochip yang dibuat dari bahan protein sitetis.Robot yang dibuat dengan bahan ini kelak akan menjadi manusia tiruan.Sedangkan teknologi yang sedang dalam tahap penelitian sekarang ini yaitu mikrooptik serta input-output audio yang mungkin digunakan oleh komputer yang akan datang.Ahli-ahli sains komputer sekarang juga sedang mencoba merancang komputer yang tidak memerlukan penulisan dan pembuatan program oleh pengguna.Komputer tanpa program (programless computer) ini mungkin membentuk ciri utama generasi komputer yang akan datang.
Kemungkinan Komputer Masa Depan
Secara prinsip ciri-ciri komputer masa mendatang adalah lebih canggih dan lebih murah dan memiliki kemampuan diantaranya melihat,mendengar,berbicara,dan berpikir serta mampu membuat kesimpulan seperti manusia.Ini berarti komputer memiliki kecerdasan buatan yang mendekati kemampuan dan prilaku manusia.Kelebihan lainnya lagi,kecerdasan untuk memprediksi sebuah kejadian yang akan terjadi,bisa berkomunikasi langsung dengan manusia,dan bentuknya semakin kecil.Yang jelas komputer masa depan akan lebih menakjubkan.
Sumber: bismillahslamet
Friday, January 22, 2010
Ganesha yang Sendirian di Candi Simping
Kota Blitar yang sering kukunjungi, kaya akan situs purbakala. Sayangnya kalau pas ke Blitar, seringkali aku nggak sempat mengunjunginya karena aku ke Blitar dengan urusan yang lain.
Suamiku yang asal Kota Blitar pernah cerita, saat dia masih kecil, rumah di kampung-kampung di Blitar banyak memiliki batu-batu yang dia tengarai peninggalan-peninggalan kuno. Barang-barang kuno itu bahkan seringkali dianggap tidak punya nilai. Tetangganya, misalnya, pernah punya batu berwujud Ganesha dengan ukiran sangat halus. Tapi batu itu mungkin hanya dianggap batu karena diletakkan begitu saja di muka pagar rumah. Semua orang menganggapnya biasa saja. Sering dikorek-korek anak-anak bila bermain. Sering pula buat mengasah pisau. Diduduki pun tidak sekali dua kali. ”Kalau tujuh belasan, jalan-jalan di kampung dan pagar-pagar dicat. Batu Ganesha itu pun ikut dicat,” kenang suamiku.
Pernah suamiku bertanya pada tetangganya, pemilik batu Ganesha itu. Jawabnya, batu itu dimilikinya turun temurun. Nggak tahu asalnya dari mana. Kini batu Ganesha itu tak lagi berdiam di depan pagar rumah, entah di mana pemiliknya menaruh. Apakah membuangnya? Entahlah.
Suamiku lebih lanjut bercerita, dulu, di sungai-sungai di sekitar Blitar, tempat bermainnya saat kecil, banyak ditemukan batu serupa reruntuhan candi. Ada yang berukir halus segala. ”Aku masih ingat, dulu sering duduk di batu berukir. Mungkin itu batunya candi,” katanya.
Aku antusias mendengar dan ingin tahu apakah batu-batu itu masih ada di tempatnya. Hmmm, siapa tahu, suatu saat, kalau sudah nggak repot, aku bisa menelusuri kali-kali itu.
Dari yang kuketahui di referensi, di kota ini, misalnya, paling tidak ada 12 candi. Maksud hati sih pengen mengunjungi semuanya. Tapi apa daya belum sempat-sempat juga. Yang pernah aku kunjungi hanya dua. Candi Penataran dan Candi Simping. Candi Penataran terakhir kali kukunjungi mungkin lima tahun lalu. Kalau Candi Simping barusan kukunjungi pada 23 Agustus 2008 lalu. Setelah mengunjungi Candi Simping di Sumberjati, Kademangan, Blitar, aku juga mengunjungi patung Ganesha di Tuliskriyo, Sanankulon.
Candi Simping persis yang kuperkirakan. Cuma berupa puing-puing sebagaimana yang pernah kubaca. Aku berkunjung ke sana bersama suamiku sekitar pukul 09.00 WIB. Candi itu dikitari tanah pekarangan yang cukup luas. Tapi beda dengan candi Hindu pada umumnya, pintu Candi Simping tidak menghadap ke Barat, namun ke Selatan. Ternyata, dulunya candi ini menghadap Barat. Tapi sekarang, berbatasan dengan pekarangan orang sehingga candi tersebut dihadapkan di Selatan.
Sesungguhnya, museum nasional sudah memiliki desain konstruksi candi tersebut, sebelum jadi reruntuhan seperti sekarang. Kendati desain tersebut sudah ada, namun toh belum juga dipugar. Ada bagian terpenting dari candi itu yang kini ada di museum nasional.
Di lokasi patung Ganesha, aku melihat patung itu berdiri sendirian di bawah rindangnya pohon sawo yang waktu itu sedang berbuah lebat. Di sebelahnya sudah tak ada lagi patung Kala yang biasa menemaninya. Beberapa bulan lalu, patung Kala dicuri dari tempatnya, di samping Patung Ganesha. Pencurinya diperkirakan dua orang, menyamar akan bersemedi. Setelah diizinkan bersemedi, patung itu dicuri.
Kejadian demi kejadian sebagaimana di atas membuatku berpikir tentang makna kesejarahan. Berbagai kejadian mengisyaratkan, kita sedang tak ambil pusing dengan sejarah. Kita lupa kalau kita manusia, pasti memiliki nenek moyang. Nenek moyang kita memiliki kebanggaan.
Sejarah memang masa lalu. Tapi masa lalu bukan berarti tak berguna. Masa lalu adalah cermin kita untuk melangkah. Kaca benggala, menurut Salman Nurdin, sobatku yang telah tiada. Ya, sejarah itu untuk menapak jalan. Meluruskan jalan kita yang mungkin agak bengkok-bengkok dikit. Sejarah itu untuk berbenah.
Yang jadi pertanyaan buat diriku sendiri, seberapa jauh aku bisa menangkap makna dari sejarah hidupku? (Alpha Savitri)
sumber: halaman hijau Alpha Savitri
Kisah Mbah Bolong (Mbah Sonhaji), Murid Sunan Ampel yang Tinggi Ilmu
Sewaktu pembangunan Masjid Sunan Ampel, Sonhaji diserahi Sunan Ampel untuk memegang peran sangat penting, yakni mengatur lokasi pengimanan. Tentu saja peranan ini butuh keakuratan. Tidak main-main, tugasnya adalah menentukan posisi arah kiblat. Jangan sampai melenceng semiliderajat pun dari Kabah.
Banyak orang meragukan kemampuannya menentukan posisi arah kiblat. Tak jarang orang minta bukti bahwa pengimaman pada masjid yang baru jadi itu benar-benar pas menghadap kiblat.
Sonhaji tidak marah meski kemampuannya diragukan. Ia melobangi dinding pengimaman dan meminta orang yang meremehkan untuk melihat ke dalam lubang. Astaga, orang yang melihat ke dalam lubang ternyata langsung melihat Kabah yang ada di Mekah.
Sejak itu Mbah Sonhaji mendapat julukan Mbah Bolong.
(Kisah terjadi pada abad ke-15: Sunan Ampel wafat tahun 1478)
KIsah Mbah Soleh, Murid Sunan Ampel yang Meninggal Sembilan Kali
Bila Berziarah ke Makam Sunan Ampel, sungguh, jangan lupa, ziarahi juga makam Mbah Soleh.
Mbah Soleh, semasa hidupnya punya keistimewaan yang tak dipunyai lain-lain orang. Ia tukang sapu Masjid Ampel saat Sunan Ampel hidup. Kalau menyapu, bersih sekali. Orang yang sujud di masjid ini dan tak pakai sajadah merasa nyaman karena merasa bersih tanpa debu sama sekali.
Usia manusia, siapa yang tahu. Mbah Soleh wafat. Ia dikubur di depan masjid.
Kematiannya sangat ditangisi. Ia meninggalkan warisan amat penting: kerja adalah ibadah. Bila pekerjaan dilakukan dengan iklas, hasilnya memuaskan. Begitulah Mbah Soleh. Tak ada seorang pun yang sanggup menyamai hasil kerjanya. Semakin lama, masjid yang dulunya bersih terasa semakin kumuh dan kumuh. Sunan Ampel sangat prihatin. Sunan Ampel pun berkata," Bila Mbah Soleh masih hidup, pasti masjid ini selalu bersih."
Tiba-tiba yang hadir dikejutkan sosok Mbah Soleh kembali menyapu di dekat tempat Imam biasa memimpin salat. Wow, Mbah Soleh kembali hidup. Masjid pun kembali bersih.
Tapi lagi-lagi, Allah mencabut nyawa Mbah Soleh. Lantas Mbah Soleh pun dikubur di samping kuburannya dulu.
Sepeninggal Mbah Soleh, masjid kembali kotor. Sunan Ampel pun bicara seperti dulu: "Seandainya Mbah Soleh masih ada..."
Ajaib, Mbah Soleh kembali hidup dan bersih-bersih. Masjid kembali tak ditempeli debu. Dan, Mbah Soleh, sekali lagi meninggal dan dikubur di dekat kuburan yang pernah menguburnya. Masjid kotor kembali. Sunan Ampel kembali prihatin dan berucap bila Mbah Saleh hidup. Ya ampun, Mbah Saleh hidup kembali.
Peristiwa itu berulang terus sampai delapan kali. Berarti Mbah Soleh hidup lagi kali ke-delapan. Nah, pada kehidupan Mbah Soleh yang ini, Sunan Ampel wafat. Setelah Sunan Ampel wafat, Mbah Soleh menyusulnya, dan ia dikuburkan di dekat kuburannya dulu. Jadi, total kuburan Mbah Soleh ada sembilan. Kuburan terakhir di ujung paling Timur.
(Kisah terjadi pada abad ke-15: Sunan Ampel wafat tahun 1478)
foto: indosiar
Sejarah Katolik di Solo
Gereja ini masih terlihat terawat baik. Meski terhitung hampir satu abad, bangunan tersebut masih tampak kokoh dengan balutan cat berwarna putih. Selain itu, bangunan yang memiliki gaya arsitektur khas juga dipenuhi dengan ornamen jendela kaca yang masih terlihat apik meskipun telah termakan usia.
Bangunan ini terdiri dari beberapa bagian, gereja, pastoran dan satu bangunan lagi khas gereja Katolik yaitu bangunan yang menjulang tinggi melebihi tinggi bangunan gereja, yaitu bangunan yang di dalamnya terdapt lonceng.
Kemudian di puncak paling atas bangunan tersebut tentu saja ada simbol salib. Gereja peninggalan dari Belanda ini dibangun sejak November 1916. Akan tetapi lebih dari setengah abad sebelumnya gereja ini sudah menjadi stasi (Pusat kegiatan pelayanan rohani yang letaknya jauh dari paroki). Perkembangannya dimulai pada abad 18, ketika pada waktu Belanda menyebarkan agama tak terkecuali di Solo.
Walhasil, orang yang beragama Katolik di Solo merupakan keturunan Belanda. “Pada waktu itu pelayanan rohani dari umat Katolik Solo pun tidak dilakukan di Solo tetapi di Semarang. Karena memang di Kota Solo belum ada gereja dan paroki untuk pelayanan rohani,” tutur Pastor Kepala Gereja Santo Antonius Purbayan, Antonius Puja Harsana, SJ kepada VIVAnews di Solo, Senin 21 Desember 2009.
Kemudian pertengahan abad 18, tambah Romo Puja, sekitar tahun 1859 Solo diakui sebagai stasi dari Paroki Ambarawa. Memasukki awal abad 19, sekitar tahun 1905 ada seseorang Pastur asal Belanda, Romo Cornelius Stiphout, SJ mendapat ijin untuk membangun gereja Katolik pertama di Solo. Pembangunan ini pun memakan waktu sekitar 11 tahun, dari tahun 1905-1916.
Setelah gereja dan beserta parokinya berdiri, bedirilahn sekolah Katolik di sekitar lingkungan gereja. Seperti SD Kanisius (1921), sekolah Dasar Marsudirini (1926) dan bruder (sekolah calon romo) FIC yang datang pada tahun 1926 yang kemudian mengambil alih Sekolah HIS.
Keberadaan dari Gereja Purbayan ini pun menjadi saksi bisu dari sejarah Kota Solo. Tengoklah bagaimana perjuangan di masa penjajahan Jepang pada tahun 1940 an. Pada tanggal 24 Desember 1949, gereja ini menjadi tempat pembabtisan pahlawan nasional Brigadir Jenderal Ignatius Slamet Riyadi.
Selain itu, bangunan gereja yang terletak di Jalan Arifn No 1 Solo, juga pernah terkena luapan banjir sungai Bengawan Solo. Setidaknya, air setinggi 1,5 meter menggenanangi gereja umat Katoleik tersebut. Kejadian itu berlangsung pada tanggal 16 Maret 1966.
Keberadaan gereja tersebut telah menjadi saksi bisu Kota Solo. Pasalnya, pembangunan gereja itu menandai sebagai pionir gereja Katolik di seluruh wilayah Surakartaa. Maka tidak heran, jika gereja yang terletak di samping Balaikota Solo ini sebagai cikal bakal perkembangan umat Katolik di Solo.
“Pembangunan Gereja Purbayan ini diikuti dengan pembangunan Gereja Purwosari yang berdiri pada tahun 1940. Lalu pada tahun 1961 didirikan Gereja Maria Regina Purbawardayan. Kemudian tahun 1975 berdiri Gereja St Inigo,” jelas Romo Puja.
Artikel: dirangkum dari Vivanews.com
Foto: Fajar Soqiq (Vivanews)
Gereja di Bantul Berbentuk Candi
Nuansa agama Katolik terasa di berbagai tempat. Seperti salib yang terlihat di atas candi. Di sekitar candi juga terdapat kompleks gereja yang dibangun pada 1924 oleh Schmutzer bersaudara, pengelola Pabrik Gula Gondang Lipura.
Setelah warga sekitar semakin banyak yang menganut agama Katolik, gereja semakin berkembang dan disesuaikan dengan budaya setempat. Kompleks gereja candi Hati Kudus Tuhan Yesus dilengkapi sumber air yang disebut Tirta Perwitasari. Air tersebut diyakini memiliki khasiat tertentu.
Sayangnya, akibat bencana gempa bumi berkekuatan 5,9 skala Richter selama hampir satu menit pada 27 Mei 2006, bangunan asli gereja Katolik pertama di Bantul, Yogyakarta, itu sempat rusak. Kini para jemaat menggunakan bangunan sementara sambil menunggu didirikannya gedung yang baru.
dirangkum dari: liputan6.com ; foto: liputan6.com