Monday, February 01, 2010

Asal-usul Vaksin Polio Ternyata dari Perempuan Miskin

Henrietta Lacks, sudah tiada. Perempuan miskin itu  tak pernah tahu bagian tubuhnya -- yang disimpan dan diteliti tanpa setahu dia -- berkontribusi untuk bidang ilmu kesehatan. Ironisnya, keluarganya tetap miskin tak punya tunjangan kesehatan, sementara perusahaan medis yang mengembangkan vaksin itu kaya raya. 

Dia meninggal 60 tahun lalu, di usianya yang ke-30. Tapi siapa sangka, ia meninggalkan warisan sel-sel tubuhnya yang menyelamatkan dunia.

Sebuah sel yang diambil dari perempuan kulit hitam itu telah memberikan kontribusi yang besar dalam dunia medis. Karena melalui penelitian selnya bisa dikembangkan vaksin polio dan beberapa obat.

Keluarga Henrietta Lacks tidak pernah menyangka vaksin polio yang beredar saat ini adalah berdasarkan penelitian dari sel Lacks yang kemudian dinamakan sel HeLa.

Ceritanya berawal pada tahun 1951 ketika Lacks pergi ke Johns Hopkins Hospital di Baltimore AS karena menderita kanker serviks (leher rahim).

Sebelum meninggal, dokter sempat mengambil beberapa sel tumornya tanpa seizin Lacks. Sel-sel tersebut akhirnya di bawa ke laboratorium untuk dilakukan pengujian.

Ternyata peneliti menemukan bahwa sel tersebut dapat melakukan sesuatu yang sebelumnya tak pernah dilihat oleh para peneliti. Sel-sel yang diambil ini tetap bisa hidup dan tumbuh.

"Saya pikir, kami berhutang banyak terima kasih atas apa yang telah disediakan oleh Henrietta Lacks dan hal ini sama sekali tidak diragukan lagi. Lacks meninggal akhir tahun 1951, tapi sel-sel yang diambilnya masih tetap hidup dan memberikan kontribusi yang besar bagi perkembangan penelitian di seluruh dunia," ujar Prof Ranciello, seperti dikutip dari ABCNews, Senin (1/2/2010).

Dalam sebuah laboratorium mikrobiologi di New York, Colombia, Profesor Vincent Ranciello melakukan percobaan dengan beberapa sel yang telah membawa terobosan medis terbesar dalam beberapa puluh tahun terakhir. Sel yang digunakan bukanlah sel biasa tapi sel yang disebut dengan HeLa.

Sel HeLa pertama kali digunakan dalam penelitian untuk pembuatan vaksin polio, serta membantu mengembangkan obat-obatan untuk melawan kanker, flu dan Parkinson. Selain itu sel ini juga digunakan dalam pemetaan gen, kloning dan menguji efek dari radiasi atom yang dikirim ke luar negeri.

Keluarga Lacks sendiri tak pernah tahu mengenai hal ini selama 20 tahun. Hingga akhirnya pada tahun 1970-an keluarga mengetahuinya.

Sementara perusahaan yang mengembangbiakkan sel HeLa mendapat keuntungan miliaran dolar, keluarga Henrietta hanya memiliki sedikit uang dan sebagian darinya bahkan tidak mampu untuk memiliki asuransi kesehatan.

"Sesuatu yang telah dilakukan ibuku dalam memberikan sumbangan terbesar untuk kemajuan medis telah merubah kemarahan kami menjadi perasaan senang dan bangga," ujar sang putra Henrietta Sunny.

Sampai hari ini sel-sel HeLa telah memberikan terobosan berharga dalam hal perkembangan medis seperti untuk pengembangan vaksin polio, obat-obatan kanker, flu dan penyakit Parkinson.

dirangkum dari detikhealth

No comments:

Post a Comment