Friday, December 09, 2016

Sejarah dan Asal-usul Kopi di Indonesia

sejarah kopi Indonesia dimulai dari masa penjajahan Belanda
Indonesia masuk dalam jajaran negara pemasok kopi dunia kenamaan. Memang, perkebunan kopi sangat lazim ditemukan di berbagai wilayah di Indonesia, tersebar dari Sabang sampai merauke. Bagaimana asal-usul dan sejarah kopi di Indonesia? 
Ternyata, tanaman kopi yang ada di berbagai perkebunan kopi di Indonesia sesungguhnya bibitnya tidak berasal dari Indonesia. Upaya Belanda menjadi pemasok nomor satu kopi dunia cukup berhasil dengan menjadikan lahan-lahan di Indonesia sebagai perkebunan kopi
Tahun 1696, Belanda mulai membawa kopi jenis Arabika dari Malabar India ke Jawa, mengingat perdagangan kopi demikian fantastis hasilnya dan Indonesia dirasa beriklim cocok untuk tanaman kopi. Kopi ini masuk melalui Batavia (sekarang Jakarta) yang dibawa oleh Komandan Pasukan Belanda Adrian Van Ommen dari Malabar - India, yang kemudian ditanam dan dikembangkan di tempat yang sekarang dikenal dengan Pondok Kopi -Jakarta Timur, dengan menggunakan tanah partikelir Kedaung. Hanya saja waktu itu tanaman kopi di sini rusak karena gempa bumi dan banjir. 
Tak putus sampai di situ, 3 tahun kemudian Belanda mendatangkan stek tanaman kopi dari malabar. Kopi menjadi komoditas dagang yang sangat diandalkan oleh VOC..Tahun 1706 sampel kopi yang dihasilkan dari tanaman stek tersebut dikirim ke Belanda untuk diteliti. Karena kualitasnya sangat bagus, tanaman ini dijadikan bibit bagi seluruh perkebunan di Indonesia. Mulai terjadi perluasan area budidaya kopi meliputi Jawa, Sumatra, Sulawesi, Bali, Timor, dan lain-lain. Tahun 1714 hasil penelitian tersebut oleh Belanda diperkenalkan dan ditanam di Jardin des Plantes oleh Raja Louis XIV.

Ekspor kopi Indonesia pertama kami dilakukan pada tahun 1711 oleh VOC, dan dalam kurun waktu 10 tahun meningkat sampai 60 ton / tahun. Hindia Belanda saat itu menjadi perkebunan kopi pertama di luar Arab dan Ethiopia, yang menjadikan VOC memonopoli perdagangan kopi ini dari tahun 1725 – 1780. Kopi Jawa saat itu sangat tekenal di Eropa, sehingga orang-orang Eropa menyebutnya dengan “ secangkir Jawa”. Sampai pertengahan abad ke 19 Kopi Jawa menjadi kopi terbaik di dunia.

Produksi  kopi  di Jawa mengalami peningkatan yang cukup siginificant, tahun 1830 – 1834 produksi kopi Arabika mencapai 26.600 ton, dan 30 tahun kemudian meningkat menjadi 79.600 ton dan puncaknya tahun 1880 -1884 mencapai 94.400 ton.

Tahun 1720 Belanda menggeser posisi Yaman sebagai pemasok kopi nomor satu dunia. Produk Belanda  didapatkan dari perkebunan-perkebunan kopi di Jawa dan pulau-pulau sekitarnya. Masa tersebut Indonesia jadi produsen kopi terbesar di dunia. 

Tahun 1878, tanaman kopi di hampir seluruh wilayah di Indonesia terserang hama karat. Semenjak itu Belanda mendatangkan spesies kopi liberika yang mungkin lebih tahan atas karat daun. Kopi Liberika harganya juga setinggi kopi arabika. Sayangnya, lagi-lagi kopi spesies ini juga terkena karat daun. 
Tahun  1907 Belanda mendatangkan kopi dengan spesies Robusta. Perkebunan kopi di berbagai dataran rendah juga bisa bertahan dengan spesies robusta ini.

Setelah kemerdekaan tahun 1945, seluruh perkebunan kopi Belanda di Indonesia dinasionalisasi. Perkebunan rakyat terus tumbuh dan berkembang, sedangkan perkebunan swasta hanya bertahan di Jawa Tengah, Jawa Timur dan sebagian kecil di Sumatera; dan perkebunan negara (PTPN) hanya tinggal di Jawa Timur dan Jawa Tengah.

No comments:

Post a Comment