Tentu kita tahu, sekarang Lovebird sedang naik daun. Tidak hanya di antara peternak burung yang asli, namun para peternak unggas lain, misalnya, kini juga ramai-ramai memelihara burung ini. Terutama bila burung tersebut berasal dari keturunan yang ngekeknya panjang. Saat ini banyak lomba ngekek digelar. Nilai ekonomis lovebird sedang menjulang membuat banyak orang beternak. Sesungguhnya apa itu lovebird dan bagaimana sejarahnya?
Lovebird atau burung cinta termasuk satu dari sembilan jenis spesies genus Agapornis (dari bahasa Yunani "agape" yang berarti "cinta" dan "ornis" yang berarti "burung"). Ukurannya 13 sampai 17 cm dengan berat 40 sampai 60 gram. Lovebird berasal dari alam luar Afrika: Namibia, Angola, Tanzania, Kenya, Mozambik, Malawi, Zimbabwe, Victoria, Zambia, Eritrea, Ethiopia dan Madagaskar. Mereka hidup di lubang-lubang pohon atau di gua-gua di Afrika sana.
Orang Indonesia senang dengan hal-hal baru. Termasuk barang-barang dari luar negeri. Lovebird masuk ke Indonesia, di tahun 1995, jumlahnya masih sedikit dan murah harganya. Lovebird
dianggap sebagai burung hias, belum ada lomba kicauan khusus lovebird.
Lovebird kemudian dijadikan burung master untuk burung kicauan.Tahun
2000-an harganya melambung tinggi.Per ekor warna hijau standard bisa
mencapai 10 juta rupiah saat itu. Sehingga banyak sekali yang
menangkarkannya.
Sampai sekarang, banyak jenis lovebird yang tercipta seperti:Albino,
Lutino, Agapornis roseicollis, Agapornis pullaria, Agapornis personata,
Agapornis lilianae, Agapornis nigrigenis, Agapornis fischeri, Agapornis
taranta, Agapornis cana, Agapornis swinderniana, Lovebird
Pastel, Lovebird Cobalt, Lovebird Batman, Lovebird Merah, Lovebird
Albino, Lovebird Olive, Lovebird Parblue, Lovebird Blorok, Lovebird
Halfsider, Lovebird Australian Cinnamon, Slaty, Misty, Biola.Peternak
Indonesia menjadi
konsumen/ penikmat hasil silangan peternak luar negeri.
sumber
Lovebird atau burung cinta termasuk satu dari sembilan jenis spesies genus Agapornis (dari bahasa Yunani "agape" yang berarti "cinta" dan "ornis" yang berarti "burung"). Ukurannya 13 sampai 17 cm dengan berat 40 sampai 60 gram. Lovebird berasal dari alam luar Afrika: Namibia, Angola, Tanzania, Kenya, Mozambik, Malawi, Zimbabwe, Victoria, Zambia, Eritrea, Ethiopia dan Madagaskar. Mereka hidup di lubang-lubang pohon atau di gua-gua di Afrika sana.
Mengapa Dinamakan Lovebird? Karena sepasang
burung cinta akan duduk berdekatan dan saling menyayangi satu sama lain.
Sifatnya monogami di alam bebas. Umur hidup rata-eata 10 sd 15 tahun.
Di
Indonesia burung ini ditangkar berpasangan atau dijadikan hiasan dalam
sangkar.Sungguh menyalahi sifat aslinya yang gemar berkoloni. Maka dari
itu, sebaiknya peliharalah lovebird secara bersama-sama agar tidak mudah
mati.
Oh
ya, orang Indonesia memang sangat menggemari burung. Mereka
memanfaatkannya sebagai hiasan ataupun dilombakan, baik fisik maupun
suaranya. Tak heran kalau burung-burung di alam bebas yang bisa berkicau
kini sudah jarang kita temui di habitatnya. Kini mereka banyak kita
temui di rumah-rumah penghobi.
Di Indonesia, burung lovebird dinikmati dari segi suaranya.Makin panjang ngekeknya, harganya makin tinggi.Penampilan fisik tidak terlalu diperhatikan. Beda jauh dengan para peternak lovebird di luar negeri yang hanya ada kontes kecantikan. Burung lovebird dinikmati dari segi
fisik, seperti warna bulu yang cantik, menawan, rapi dan variatif. Serta
bentuk tubuh yang montok. Para peternak di sana benar – benar menomor satukan penampilan fisik si lovebird.
Bahkan
aturan kontes di luar negeri sangat ketat. Jika ada peternak yang ingin
mengikuti kontes, maka burung yang diikutkan kompetisi harus berasal
dari penangkarannya sendiri.
Oh
ya, lovebird slaty, Misty, Parblue, Biola pertama dikembangkan di luar
negeri.Para peternak luar negeri benar – benar memahami ilmu genetika.
Mereka tidak asal dalam hal menyilangkan lovebirdnya. Itulah mengapa mereka sangat ahli dalam menciptakan warna – warna baru yang sangat menawan.
sumber
No comments:
Post a Comment