Saturday, November 06, 2010

Mitos Mbah Petruk Gunung Merapi

foto: inilah.com
Warga di sekitar Gunung Merapi memiliki beragam mitos, antara lain mitos Mbah Petruk. Maka, saat  Letusan besar Gunung Merapi Senin (1/11) asap solfatara atau awan yang terlihat membentuk sebuah gambar tokoh pewayangan Petruk, penduduk langsung gempar dan menyebut Mbah Petruk sedang menagih janji.Siapa Mbah Petruk?

Penampakan awan Mbah Petruk sebelum letusan Merapi terekam kamera Suswanto (40). warga Dusun Anom, Desa Sudimoro. Kecamatan Srumbung. Magelang. Jawa Tengah. Suswanto mengaku mengambil foto tersebut Senin pukul 05.00 dari rumahnya. "Seusai salat Subuh, begitu melihat puncak Merapi saya melihat ada awan yang bentuknya aneh. Langsung saja saya aba-dlkan awan itu dengan kamera digital," katanya.

Sugiharto, tokoh masyarakat Dusun Sudimoto, Gangkringan, Kabupaten Sleman, daerah Istimewa Yogyakarta mengatakan bahwa kemunculan Mbah Petruk yang sedang tertawa menandai akan terjadinya letusan besar. Menurut, kepercayaan warga fereng Merapi, kata Sugiharto, Mbah Petruk adalah sosok jelma-an dari kisah Sabdo Palon Noyo Genggong, salah satu penasihat Prabu Brawijaya, seperti tertulis dalam Serat Darmo Gandul dan ramalan Joyoboyo.

Beberapa sesepuh dan orang-orang tua desa menyatakan jika sudah terlihat kepala Mbah Petruk atau Nyai petruk yang sudah menagih janjinya maka akan terjadi letusan di puncak Gunung Merapi yang sangat besar.

Mitos itu terkait cerita tentang kekecewaan Raja Majapahit, Brawijaya terhadap Kerajaan Demak dalam kisah Sabdo Palono Genggong. Brawijaya saat itu ingin menyepi di Gunung Lawu namun diusir. Brawijaya akhirnya bersemedi di puncak Merapi.

Saat menyepi di Merapi, Brawijaya bertemu dengan seorang wanita tua yang konon disebut Nyai Petruk atau Mbah Petruk. "Mbah Petruk kemudian mengeluarkan sabda jika Ada pemimpin di sekitar Merapi yang tidak benar dirinya akan menagih janji," ujar Sugihartono.

Sugihartono menjelaskan dalam foto itu Mbah Petruk menghadap ke Selatan. Ini artinya letusan Merapi yang terbesar akan menimpa di Yogjakarta dan sekitarnya.

"Kucir belakang dan hidung tajamnya menghadap ke selatan, Yogjakarta. Maka diperkirakan yang akan mendapat akibat besar adalah kota Yogjakarta dan sekitarnya," tegas Sugiharto.

Vivanews mewawancarai mantan Guru Besar Ilmu Filsafat Universitas Gadjah Mada, Prof. Damarjati Rabu, 3 November 2010." Petruk dalam masyarakat Jawa khususnya dunia pewayangan dilambangkan sebagai rakyat. Namun ketika dimainkan Dalang, wajah atau hidung petruk selalu menghadap ke kiri ke arah dalang, bukan ke arah sebaliknya," katanya. 

Menurut dia, jika wajah petruk sudah mengarah ke kanan,  itu merupakan lambang kemarahan. Petruk yang dijadikan sebagai lambang rakyat itu melambangkan kemarahan rakyat terhadap pemimpinnya.

Lalu apa maksud penampakan awan Mbah Petruk di atas Merapi? Ia menilai foto itu sebagai pertanda akan kemarahan rakyat akan sebuah penindasan, kemiskinan, ketidakadilan, dan ketidaksejahteran yang telah dilakukan oleh pemimpinnya.

"Arah wajah Petruk ke kanan itu memang mengarah ke arah selatan sisi Merapi yakni Sleman, Yogyakarta. Jadi luapan kemarahan itu akan lebih dikeluarkan ke arah Selatan," jelas pria yang juga penasehat Keraton Yogyakarta ini.

Damarjati menambahkan, aktivitas Gunung Merapi yang tak henti-hentinya mengeluarkan awan panas merupakan ibarat kemarahan yang luar biasa dari rakyat terhadap si penguasa. "Jadi wajar jika aktivitas Merapi terus meningkat dan tidak dapat dihentikan," imbuhnya.

Di balik itu semua, Damarjati berharap ini menjadi sebuah pelajaran penting bagi pemimpin agar tidak lupa akan janji-janjinya terhadap rakyat. Bagi masyarakat di lereng Merapi, sosok Petruk memiliki mitos dan misteri sendiri. Mereka menyakini Gunung Merapi dikuasai sosok gaib yaitu Mbah Petruk. Mitos itu dipercaya secara turun-temurun.


*dari berbagai sumber

3 comments:

akvifore said...

astagfirullah, seraaam :'(
kasian sekali saudara2 kita yg di jogja dan sekitarny :(

diahsasi said...

Klaten broo....

Johny said...

gw sering baca komik si petruk itu, seru apa memang ada kaitan nya dengan cerita ini?